Meski Pandemi, VIVO Masih Merajai Pasar HP Indonesia

Dampak dari pandemi covid-19 tak ayal membuat beberapa lini bisnis mengalami penurunan. Saat ini, masyarakat diseluruh dunia, pada kenyataannya mengurangi belanja yang sifatnya konsumtif. Orang-orang, tentu lebih memprioritaskan kesehatan dan kebutuhan sehari-harinya terlebih dahulu, ketimbang membeli barang-barang sekunder ataupun tersier. Fakta ini juga didukung, dari banyaknya perusahaan yang pailit, semenjak virus corona mewabah dimana-mana.

Bagaimana dengan bisnis penjualan handphone?

Perusahaan riset Canalys baru saja merilis laporan pengapalan handphone (HP) selama kuartal keempat 2020 di Indonesia. Lima vendor ini, setidaknya menjadi penguasa pasar sepanjang Oktober hingga Desember lalu.

vivo chinaAdalah VIVO yang menguasai posisi pertama dengan market share sebesar 25%, meski kenyataannya dampak dari pandemi ini membuat pertumbuhannya di angka 0% dari tahun lalu. Namun, merk yang berasal dari China tersebut setidaknya cukup beruntung, jika dibandingkan dengan empat vendor lainnya, yang justru mengalami pertumbuhan minus selama tiga bulan terakhir di 2020.

Di posisi kedua, vendor yang terkenal dengan teknologi VOOC-nya ini, tercatat memiliki market share sebanyak 24% dari pesaingnya. Iya, OPPO nyatanya masih menjadi smartphone favorit bagi sebagian kalangan masyarakat Indonesia. Meski annual growth bernilai -9% dari tahun 2019, setidaknya ia masih berada diatas Xiaomi yang memiliki market share sebesar 15% dengan pertumbuhan -7%.

Selanjutnya, diposisi ke-empat ternyata diduduki oleh smartphone keluaran terbaru, yakni Realme. Posisi Realme berhasil menaklukan Samsung yang kini berada di urutan ke-lima dengan pengapalan 14% dengan minus pertumbuhan -45%.

Sekedar tambahan juga, Vivo sendiri merupakan perusahaan elektronika asal Dongguan, Guangdong, Tiongkok. Perusahaan ini adalah anak dari BBK Electronics. Dikomandoi oleh Shen Wei, perusahaan ini memproduksi ponsel pintar, perangkat sandang, dan layanan berbasis digital. BBK Electronics juga memiliki Oppo, Realme dan OnePlus.

Pandemi menurunkan daya beli atau terpaksa membeli?

Fakta lain yang timbul akibat pandemi ini adalah keterpaksaan untuk belajar secara online. Harapannya, dengan melakukan belajar secara virtual ini, anak-anak lebih terhindar dari paparan virus corona sekaligus tetap mempertahankan prestasi belajarnya.

Di Indonesia sendiri, belajar online sudah dilakukan secara serentak pada tahun 2020. Terdapat juga beberapa aplikasi yang bekerjasama dengan pemerintah untuk semakin mempererat hubungan antara murid dan guru. Namun dikarenakan terbatasnya infrastruktur, Indonesia yang terbentuk dari pulau-kepulauan ini, nyatanya masih terbentur dengan pemerataan—khususnya yang berkaitan dengan sarana komunikasi.

Masalah yang pertama, mau tidak mau tiap orangtua murid harus membelikan handphone untuk anaknya belajar. Sementara untuk masalah yang kedua, dikarenakan tidak semua operator berhasil tembus jaringannya di pelosok, mereka (orangtua murid) harus menyesuaikan kartu sim yang mendapat sinyal didaerah tersebut.

Beruntungnya, saat ini beberapa vendor hp mengeluarkan produk dengan rentang harga yang bervariasi sekaligus memiliki spesifikasi yang terbilang cukup baik. Sehingga, sampai kalangan menengah kebawah-pun, dipastikan dapat membeli perangkat tersebut.

Bagikan Postingan!

BotPulsa

Download Aplikasi BOTPULSA di Googleplay!

Komentar Anda?