Pandemi ini, memang merupakan sebuah tantangan bagi perusahaan manapun untuk bertahan ataupun berspekulasi. Jika yang dipilih adalah bertahan, maka sabar menunggu covid selesai adalah jawabannya. Jika yang dipilih adalah spekulasi, perusahaan mungkin akan mendapat pemasukan tambahan atau justru semakin cepat pailit. Mungkin, ini juga yang terjadi oleh Switch Mobile.
Ada apa dengan Switch Mobile?
Switch Mobile merupakan operator seluler berbasis digital yang meluncur di Indonesia sejak Maret 2020 lalu. Layanan ini, berada di bawah naungan Sinar Mas Group, secara operasional, provider digital satu ini memanfaatkan jaringan milik Smartfren. Memang belum genap satu tahun, namun menurut pengamat, ia memberikan opini jika Switch Mobile terlalu repot dari segi pembayaran. Seolah-olah, pengguna hanya dipaksa untuk menggunakan dompet digital saja sebagai pembayarannya.
“Mungkin karena ‘dipaksa’ menggunakan e-money [untuk transaksi]” kata Nonot kepada Bisnis.com, sebut Ketua Bidang Infrastruktur Broadband Nasional Masyarakat Telematika Indonesia (Mastel) Nonot Harsono.
Ini memang terdengar ironis. Switch Mobile harus gugur di saat Telkomsel punya by.U, XL Axiata punya Live.on dan Indosat Ooredoo sendiri punya MPWR. Uniknya, Smartfren sendiri punya provider digital yang belum lama diresmikan, yaitu Power Up. Akankah terulang kembali?
Sejauh kabar yang didapat, mediapun belum mendapat jawaban atas alasan tersebut. Dampak penutupan layanan ini, mau tidak mau, para pelanggan Switch Mobile pun diimbau untuk melakukan migrasi ke Smartfren. Untuk memperlancar proses perpindahan tersebut, pelanggan Switch Mobile disarankan mengunduh aplikasi mySF. Adapun proses migrasi dari Switch Mobile ke mySF ini dilakukan mulai hari Rabu (27/1/2021).
Menurut Nonot, berhenti beroperasinya layanan Switch dan pengalihan pelanggan mereka ke Smartfren karena alasan efisiensi, sebenarnya sudah dibilang tepat. Ini dikarenakan, Smartfren juga mempunyai produk dengan harga dan kualitas yang sama tanpa harus mengeluarkan biaya tambahan untuk bekerja sama dengan vendor lain.
Mengapa by.u diterima masyarakat, sementara switch mobile tidak?
“Kami percaya persaingan terjadi karena adanya kebutuhan pasar yang semakin meningkat, sehingga kami dapat selalu berinovasi dan menciptakan layanan provider serba digital yang lebih baik bagi pelanggan,” – Vice President by.U Trio Lumbantoruan
Ya, dari kalimat diatas, kata “Kebutuhan Pasar” adalah kuncinya. By.u masuk disaat waktu yang tepat. Ini dikarenakan, aplikasi anak muda semisal TikTok, Instagram atau Upload VLOG di YouTube, rerata banyak digunakan oleh anak muda. Dari segi biaya membeli paket data, tentu anak muda mencari yang termurah namun juga yang terbaik.
Operator By.u, menurut pandangan admin sendiri, sebenarnya cukup berani memberikan kuota yang besar, untuk harga paket datanya. Kabar terakhir saja, by.U memiliki paket kuota dari harga mulai dari Rp1.000 saja. Mereka melakukan set. kecepatan maksimum 1,5 Mbps dan 1 Mbps dengan harga mulai dari Rp 1.000 untuk durasi 1 jam.
Terakhir, sejauh ini, aplikasi by.U sudah diunduh oleh 4,6 juta pengguna dengan profil pelanggan 70% nya adalah segmen Gen Z. by.U sendiri diperkenalkan oleh Telkomsel pada tahun 2019.